Selasa, 15 November 2011

CURIGA


CURIGA
Oleh: ferius
s
ore ini suasana hatiku begitu kacau, entah mengapa semua kelihatan salah di mataku. Ada sesuatu yang begitu mengganjal dalam hati dan pikiranku. Amarah yang mengebu-gebu, rasa dendam, curiga, kecewa, semua bercampur aduk, ingin rasanya aku membanting semua benda yang ada di sekitarku untuk melampiaskan kekesalanku.
Dia….. aku sangat membenci dia, rasanya aku ingin mencaci maki dia jika dia ada di depanku saat ini. Aku tidak habis pikir, mengapa dia tega berbuat begitu padaku.
Dasar permpuan yang gak punya etika, gak punya hati nurani. Aku benci sama dia, sangat benci.
Entah mengapa aku merasakan hal yang seperti ini setelah mendengar cerita dari teman satu sekolahku tadi siang di kakilima kelas, namany Erick, berbadan tinggi, rambut lurus, berkulit sawo matang dan orangnya ramah. Dia termasuk cowok yang agak aktif berolahraga. Dan katanya dia juga mengenal pacarku.
Waktu di kakilima kelas kami berbincang-bincang, tapi tiba-tiba dia menanyakan tentang hubunganku sama pacarku, lalu aku pun terkejut dan berkata,
“Kenapa kamu menanyakan itu….?”
“Oh… bukan apa-apa cuma mau tau saja kok”, balasnya.
Akupun penasaran dan terus mendesak dia, aku punya feeling pasti ada yang dia sembunyikan dariku.
Beberapa saat kemudian dia menjawab bahwa dia pernah melihat melihat pacarku di taman bermain saat dia sedang jogging. Dan katanya pacarku itu tidak sendirian, dia ditemani oleh seorang cowok dan duduk berdampingan dengan pacarku.
Pada saat aku mendengar hal itu, batinku mulai tidak tenang, aku gelisah, hatiku dipenuhi perasaan curiga yang membuat hatiku bertanya-tanya, “benarkah hal itu, dan siapakah cowok yang dilihat oleh temanku tersebut. Apakah dia punya cowo lain selain aku, apakah selama ini dia Cuma mempermainkan perasaanku saja?”, kataku dalam hati.Setelah beberapa saat, aku meningalkan temanku dan masuk ke dalam kelas. Aku duduk terdiam, aku ingin melupakan hal yang tak karuan itu sejenak.
Dan gurupun masuk ke dalam kelas dan mulai mengajar, aku mengikuti pelajaran seperti biasanya dengan penuh perhatian hingga bunyi bel terakhir yang sudah kami nanti-nanti terdengar. Setelah guru keluar dari kelasku, akupun langsung pulang seperti biasa.
Sesampainya di rumah aku langsung ganti pakaian lalu makan siang, dan setelah itu aku ke ruang TV dan menonton kira-kira tiga puluh menit, kemudian aku tidur siang. Setelah satu jam lebih aku tertidur, akupun tebangun dan memeriksa ponselku apa ada pesan masuk atau tidak. Ternyata nihil, gak ada satupun pesan yang masuk ke ponselku. Lalu aku mencoba mengirim pesan singkat kepada pacarku untuk menyakan dia sedang apa sekarang. Setelah menunggu beberapa menit, dia tak kunjung membalas pesanku. Mulai timbul rasa curiga dihatiku, apkah dia sedang bersama pacarnya yang lain sehingga dia tidak menghiraukan pesan dariku.
Tidak biasanya dia begini padaku.
Hati dan pikiranku benar – benar kacau, karena kejadian tadi. Dan ditambah lagi dengan cerita temanku tadi siang di sekolah. Rasanya hatiku sangat panas, berapi dan darahku mendidih. Aku sangat tidak terima diperlakukan begini. Aku ingin menghancurkan semua benda yang ada di sekitarku untuk melampiaskan kekecewaan dan amarahku padanya. Ingin ku caci maki dia… dasar perempuan murahan, dasar cewek gampangan.
Tetapi setelah satu jam kemudian, amarahku mulai reda, hatiku mulai tenang. Dan hati kecilku mulai berkata – kata. Aku mulai merasa bersalah, aku berpikir kalau belum tentu dia begitu, aku belum mendapatkan bukti yang kuat tentang itu, aku terlalu cepat memvonis dia. Lalu aku coba menelfon dia lagi dan diapun mengangkat telfonku. Lalu kami berbincang – bincang sejenak, dan aku mulai menanyakan padanya soal cerita temanku yang di sekolah tadi.
“apakah kamu pernah pergi ke taman bermain di pusat kota?”.
Lalu dia dengan santai menjawab,
“aku bukan anak kecil lagi yang suka bermain di taman bermain, lebih baik aku mengerjakan hal lain daripada harus menghabiskan waktu ke taman”.
Mendengar hal itu hatiku mulai tenang, dan ku pikir temanku itu mungkin saja salah orang. Aku saja yang mudah percaya dan gampang cemburu. Tidak seharusnya aku percaya dengan kabar burung yang belum jelas seperti itu aku jadi merasa bersalah pada pacarku, tapi aku tidak mau membicarakan hal itu padanya. Aku tak ingin memperlihatkan sifatku yang seperti kekanak – kanakan itu padanya. ( 14 Nov. 2011)

Sabtu, 12 November 2011

feriusbrown.blogspot.com

ktk perasaan dtng dr hati ke hati…
yg tak prnh ku rskn walau itu cinta
kekosongan hati yg tak pasti…
meliputi setiap bait puisi…
keindahan yg tak pernah fatamorgana…
memeluk dalam sekertas tanpa nama…
aku bagaikan kertas kosong yg tak bertuliskan nama…
dan akupun tak bisa mengguratkan takdir dlm hidupku…
dgnmu aku ingin menulis sebuah ceritacinta…
dan memberinya judul bahwa…
“kaulah pelengkap buku dan pena ini”. . .
hehehehehehehehe
lebay........